Sabtu, 24 Maret 2018

Mengenal Aksara Sunda Baku dan Buhun

Aksara Sunda

Jenis: Abugida/Aksara Silabik
Asal: Jawa Barat
Bahasa: Sunda
Direksi: Kiri - Kanan
Baris Unicode:
Sebutan Lain: Aksara Sunda Kaganga

Aksara Sunda terbagi menjadi dua yaitu Aksara Sunda Kuna (Buhun) dan Aksara Sunda Baku. Aksara Sunda Baku adalah standarisasi dari Aksara Sunda Kuna yang susunannya ditetapkan melalui SK Gubernur Jawa Barat no. 343/SK.614.Dis.PK/99 pada 16 Juni 1999. Standarisasi ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober 1997 pada Lokakarya Aksara Sunda di Universitas Padjadjaran dan bertujuan untuk simplifikasi dan penambahan huruf-huruf agar Aksara Sunda dapat digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda modern yang kontemporer karena telah banyak menyerap kosakata asing dan Bahasa selain Sunda. 

Aksara Sunda Kuna adalah bukti bahwa masyarakat Sunda telah mengenal tulisan, yakni sejak abad ke-4. Namun, pada masa kolonial Belanda, masyarakat Sunda dipaksa meninggalkan tulisan mereka dan beralih menggunakan tulisan Latin. Kebijakan ini tentunya dilatar belakangi kewaspadaan pemberontakan. Kemudian aksara Sunda pun tergantikan sepenuhnya dengan aksara Latin dan penggunaannya menjadi punah. Penemuan dan penelitian kembali mengenai keberadaan aksara Sunda dimulai pada abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 oleh peneliti-peneliti seperti K.F Holle, C.M. Pleyte, Atja, dan E.S. Ekadjati berbekal prasasti dan naskah aksara Sunda kuna yang ditemukan. 

Aksara Sunda terdiri dari Aksara Ngalagena (aksara induk), Rarangken/Pangangge Sora (tanda diakritik), Aksara Vokal Mandiri, dan Angka. Penulis mengumpulkan dan menyatukan informasi mengenai aksara sunda buhun dari dua sumber yaitu Suryani (2012), dan Tim Unicode Aksara Sunda (2008).

1. Aksara Ngalagena

2. Rarangken/Pangangge Sora

Rarangken lain dari aksara Sunda Buhun
3. Aksara Vokal Mandiri

4. Angka

5. Ekstensi lain dari Aksara Sunda Buhun

Aksara Berbentuk Pasangan khusus
Aksara Khusus

<<Halaman ini masih dalam tahap pengembangan>>

Referensi:
1. Suryani, Elis. 2012. Filologi. Bandung: Ghalia Indonesia
2. Baidillah, Idin., dkk. (Tim Unicode Aksara Sunda). 2008. Direktori Aksara Sunda Untuk Unicode. Disdik Prov. Jawa Barat.
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Sunda_Baku

18 komentar:

  1. Terimakasih sangat membantu :)

    BalasHapus
  2. bermanfaat banget, belum pernah lihat yang sedetil ini, w support, bagus banget

    BalasHapus
  3. KAMI URGENTA BUTUH DONOR GINJAL, DENGAN JUMLAH [$800,000USD,]{800,000 USD}HUBUNGI KAMI AYEUNA PANGINJURKEUN. email columbiaasiahospital748@yahoo.com} atanapi WhatsApp kami ayeuna,(Whatsapp anjeunna +447418361059)Dr S.K OF COLUMBIA ASIA HOSPITAL INDIA. Abdi Spésialis bedah organ, ogé bakal ngagaleuh.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Aksara Sunda Buhun, antara Pamepet dan Paneuleung hampir sama ya, mungkin pengucapan zaman dulu huruf e dan eu hampir sama, untungnya bahasa Sunda tidak ada kata yang satu kata beda arti, seperti anjeun artinya "kamu" sedangkan anjen mungkin artinya tidak ada, jka ada yang mengatakan "anjen" yakinlah kalau yang orang maksud itu adalah "kamu" bukan arti yang lain

    BalasHapus
  6. memangnya dalam Aksara Sunda Buhun gak ada huruf vokal e dan eu ya

    BalasHapus
  7. <a href="https://eldwlia-group.com/%d8%b5%d9%8a%d8%a7%d9

    BalasHapus