Kamis, 12 Januari 2017

Aksara Lontara dan aksara-aksara Nusa Tenggara

Aksara Lontara dan "kerabat"nya

Aksara Bugis memiliki kerabat-kerabat yang dekat di wilayah nusa tenggara, yaitu Satera Jontal, aksara Bima, dan aksara Lota Ende. Bagi anda yang telah mengenal aksara bugis dan sedang mempelajari atau sudah mengenal juga aksara-aksara di nusa tenggara seperti aksara bima, satera jontal, dan atau aksara lota ende maka anda pasti menemukan kemiripan bentuk diantara aksara-aksara tersebut. Tak jarang orang akan berpendapat bahwa aksara bugis dan aksara-aksara lainnya di nusa tenggara adalah aksara yang sama, tidak berbeda sama sekali. Kemiripan yang sangat jelas ini dikarenakan faktor kekerabatan yang dekat dan hubungan sejarah yang panjang. tidak jarang juga aksara-aksara "serumpun" ini dikelompokkan bersama-sama dengan nama  Aksara Rumpun Lontara.


Baris Unicode Aksara Bugis dan aksara-aksara kerabatnya.

Baru aksara bugis yang sudah dikodekan di Unicode, Aksara bima, satera jontal, aksara lota ende baru diproposalkan untuk dikodekan di Unicode tahun 2016 lalu untuk menempati slot "buginese extension" yaitu "perluasan" aksara bugis, bukan slot mandiri sebagai "bimanese script", "satera jontal script" ataupun "lota ende script". Namun aksara-aksara ini akan diletakkan berdampingan dengan "induknya" yaitu aksara bugis. Huruf-huruf dari aksara bima, satera jontal, dan lota yang tidak ditemukan dalam aksara bugis akan diklasifikasikan sebagai variasi aksara bugis dengan menyertakan nama daerah darimana variasi tsb berasal[4].

Dengan data penelitian-penelitian yang sudah ada, kita dapat mengumpulkan aksara-aksara ini untuk dibandingkan satu sama lain. Keuntungan dari kemiripan bentuk ini adalah kemudahan bagi kita untuk menghafal atau mengingat huruf-huruf aksara-aksara tersebut.

Berikut Perbandingan Aksara Bugis dengan aksara bima, satera jontal, dan lota ende.

Aksara Induk





Keterangan:
  1. Latar abu-abu pada kolom aksara bugis menandakan bahwa huruf-huruf tersebut adalah variasi aksara bugis Luwu.

  2. Latar berwarna merah muda pada kolom satera jontal menandakan bahwa huruf-huruf tersebut adalah tambahan baru (new additions) akibat pengaruh asing.

  3. Latar berwarna hijau pada kolom aksara bima menandakan huruf-huruf sengau dan huruf dasarnya memiliki bentuk yang sama.
Tanda Baca


Keterangan:
  1. Aksara Bugis secara tradisional tidak memiliki virama/pemati vokal/sukun. Yang ditampilkan disini adalah tambahan baru yang banyak digunakan.

  2. Aksara-aksara lain selain aksara bugis tidak membedakan tanda baca untuk bunyi é (e taling) dan ê (e pepet).

Sumber dan rujukan:

[1] Shiohara, Asako: The Satera Jontal Script in the Sumbawa District in Eastern Indonesia, a paper: Tokyo University of Foreign Studies

[2] Banda, Maria Matildis: Lota Characters in Ende, Flores., a paper: Udayana University

[3] Miller, Christopher: Indonesian and Philippine scripts and extensions not yet encoded or proposed for encoding in Unicode. Script encoding initiative (2011).

[4] Pandey, Anshuman: Preliminary proposal to encode ‘Buginese Extension’ in Unicode (2016)

2 komentar:

  1. mas kok Aksara Bimanya sudah tidak bisa diunduh alias file sudah tidak tersedia..
    mohon di perbaiki mas atau kalau ada filenya sama mas saya minta dikirim mas.

    BalasHapus
  2. maaf, tolong lebih spesifik mas, file apa yang tidak tersedia? font, gambar, atau tautan?

    BalasHapus