Senin, 26 Maret 2018

Aksara Batak: Variasi, Angka, dan Aksara "Persatuan"

Surat Batak


Jenis: Abugida
Asal: Sumatera Utara
Bahasa: Batak
Direksi: Kiri - Kanan
Baris Unicode:
Sebutan Lain: -

Aksara Batak memiliki lima variasi sesuai dengan kelompok-kelompok masyarakat Batak di Sumatera Utara yaitu Toba, Mandailing-Angkola, Pakpak-Dairi, Karo, dan Simalungun.

1. Napak tilas Aksara Batak
Gambar 2 Manuskrip Pustaha bermedia kulit kayu (Sumber: https://gensbeaux.blogspot.co.id/2015/04/surat-batak-aksara-batak.html)

Tradisi tulis menulis aksara Batak pada masa lampau hanya terjadi untuk mencatat ilmu kedukunan/hadatuon yang bermedia kulit kayu, surat menyurat (termasuk surat ancaman), ratapan yang diukir di bambu, dan azimat yang biasa diukir pada tulang kerbau. Cerita rakyat tidak dicatatkan melainkan hanya diturunkan secara lisan. Dengan adanya kegiatan surat menyurat dan ratapan ini diperkirakan angka melek huruf pada masa itu terbilang tinggi (Kozok, 2009).

Kebanyakan manuskrip-manuskrip asli batak disimpan di museum-museum luar negeri, khususnya di Eropa, yaitu di Jerman, Belanda dan Denmark. Kadangkala yang tersimpan di Indonesia hanyalah replikanya saja.

Sumber-sumber pengetahuan ilmu Batakologi (ilmu yang memelajari Batak, etnisitas, budaya dan tradisinya) yang terlengkap kebanyakan juga ditulis dalam bahasa asing, terutama bahasa Jerman, baik yang dikarang oleh peneliti Eropa maupun peneliti dalam negeri.

Peneliti abad ini yang sangat berjasa bagi keaksaraan Batak adalah Dr. Uli Kozok yang mana telah menetapkan acuan dari hasil-hasil penelitiannya yang mutakhir. Banyak dari karyanya juga diterbitkan dalam Bahasa Indonesia.

Pada Kelima variasi aksara Batak terdapat beberapa perbedaan bentuk huruf, tanda baca dan namanya serta susunan abjad. Namun secara garis besar Aksara Batak dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok utara (Pakpak dan Karo) dan kelompok selatan (Toba, Mandailing, Simalungun) jika dilihat dari penggunaan beberapa variasi huruf yang digunakan, misalnya bentuk huruf “ha”, bentuk huruf “wa” dan bentuk huruf “ta” (lihat tabel).

Aksara Batak dapat dibagi menjadi tiga yaitu Ina Ni Surat (Aksara induk), Anak Ni Surat (Tanda diakritik) dan Angka.

1. Ina ni Surat

2. Anak ni Surat
Gambar 3 Anak Ni Surat (Sumber: ulikozok.com)

Selain dari yang kelima variasi tersebut terdapat juga Aksara Batak “Persatuan” hasil kesepakatan Seminar Aksara Batak 17 Juni 1988. Para tokoh adat Batak berkumpul dalam suatu lokakarya untuk merumuskan aksara batak yang dapat digunakan sebagai “pemersatu” aksara batak yang berbeda beda dan modern sehingga dapat menuliskan bahasa diluar bahasa batak.

Namun dalam penetapannya, aksara persatuan tersebut banyak menggunakan bentuk huruf-huruf yang menyimpang. Disinyalir kekeliruan ini dikarenakan penetapan aksara tersebut tidak melibatkan filolog atau tidak memperhatikan naskah-naskah tradisional.


Aksara Batak hasil seminar tahun 1988:
Sumber: Dolok Pusuk Buhit (Dr. Gens G. Malau) via facebook/Aksaradinusantara


3. Angka

Dari banyak angka Batak yang tersebar, secara umum bentuknya masih serupa. Namun menurut Dr. Uli Kozok, Aksara Batak tidak memiliki sistem angka tersendiri dan menggunakan angka arab. Jadi tidak dapat dipastikan asal usul darimana angka aksara batak ini.

Gambar 5 Angka Batak (Sumber: http//www.hutagalung-cyber.blogspot.co.id)


Referensi:

[1] Uli Kozok, Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2009)
[2] ulikozok.com
[3] facebook.com/aksaradinusantara
[4] http//www.hutagalung-cyber.blogspot.co.id)

5 komentar: