{MAKALAH}
Diajukan sebagai Salah
Satu Syarat untuk Memperoleh Nilai Plagirism Checker sebagai syarat kelulusan
Pelatihan ICT 2018
Oleh
RIDWAN MAULANA
1162040096
BANDUNG
2018 M/1439 H
KATA
PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memudahkan hamba-Nya
dalam menyusun makalah ini. Tak lupa pula shalawat serta salam marilah kita
haturkan kepada nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir
Pelatihan ICT untuk Plagiarism Checker, yang didalamnya memuat materi "Perbandingan
Romanisasi Bahasa Arab dalam Kaidah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris”.
Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun tetap saja akan terdapat
banyak kekurangan didalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan dalam pengembangan makalah ini dimasa mendatang.
Bandung, 12 November 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang
1
1.2.Rumusan
Masalah
1
1.3.Tujuan
Penulisan
1
BAB II. PEMBAHASAN
2
2.1.Sistem
Alih-Aksara
2
2.2.Alasan
Penggunaan Transliterasi, Tujuan, dan Manfaatnya
2
2.3.Perbandingan
Kaidah Transliterasi
3
2.4.Contoh
Perbandingan Transliterasi Kosakata dan Ungkapan
5
BAB III. PENUTUP
7
3.1.Kesimpulan
7
3.2.Saran
7
REFERENSI
8
DAFTAR
TABEL
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang penting bagi
umat muslim di seluruh dunia. Segala acuan praktik dan ajaran agama Islam
semuanya bersumber kepada naskah-naskah berbahasa Arab sebagaimana di tanah
Arablah agama Islam mula-mula diturunkan. Selain itu bahasa Arab digunakan
dalam ritual-ritual ibadah dan doa bagi umat Islam. Setelah agama Islam
tersebar ke seluruh dunia, posisi bahasa Arab dalam praktik ritual keagamaan
tidak tergantikan dengan bahasa lokal penganutnya. Malahan tradisi penggunaan
bahasa Arab berakulturasi dengan penggunaan bahasa setempat, karena umat muslim
diajarkan untuk mengucap doa dan ungkapan baik dengan bahasa Arab. Umat muslim
dengan beragam latar belakang bahasa yang berbeda secara fonologis dan
ortografis menyesuaikan bahasa Arab melalui metode alihaksara agar bahasa &
istilah-istilah Arab mudah diakuisisi namun struktur perhurufnya tetap. Tidak
semua bahasa memiliki kesamaan sistem romanisasi terhadap suatu bahasa lain walaupun
menggunakan aksara yang sama. Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang
menggunakan sistem tulisan latin memiliki sistem transliterasi yang berbeda
terkait dengan sistem fonologis dan ortografis yang berbeda pula.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana yang dimaksud dengan proses
me-latin-kan suatu tulisan?
1.2.2. Bagaimanakah proses tersebut terjadi?
1.2.3. Apa tujuan dan manfaat transliterasi?
1.2.4. Bagaimanakah sistem transliterasi Indonesia
terhadap bahasa Arab?
1.2.5. Bagaimanakah sistem transliterasi Inggris
terhadap bahasa Arab?
1.3.Tujuan
Untuk
mengetahui apa itu sistem alih-aksara, bagaimana prosesnya, apa manfaatnya, dan
bagaimana perbedaan penerapannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Alih-aksara
Ada banyak kata yang dapat menggambarkan proses penyalinan/penulisan suatu
tulisan dari alfabet yang satu kepada alfabet lainnya yaitu antara lain alih-aksara,
transliterasi, romanisasi, dan transkripsi.
Alih-aksara dan transliterasi adalah besinonim. Secara etimologis, kata “transliterasi” berasal dari bahasa Inggris
yaitu transliteration, sebuah kata benda yang berasal dari kata kerja transliterate
yang maknanya “to write a word or letter in a different alphabet” atau
“menuliskan sebuah kata atau huruf dengan alfabet yang berbeda” (Cambridge Advanced Learners'
Dictionary Third Edition, 2008) . Kata transliteration
yang telah diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi “transliterasi” dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia V berarti penyalinan dengan penggantian huruf
dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Definisi ini bersinonim dengan definisi “alihaksara”.
Istilah terkhusus untuk transliterasi dari suatu sistem tulisan
(abjad) ke abjad Latin dinamakan dengan Romanisasi. Bahasa-bahasa di Asia yang
bermacam-macam aksaranya kebanyakan mempunyai standar romanisasi tersendiri
seperti bahasa Sansekerta, Mandarin, Korea dan Jepang.
Istilah lain yang juga dapat menggambarkan cara penulisan
suatu bahasa kedalam aksara asing disebut juga transkripsi, yaitu
penyalinan tulisan dari suatu aksara ke aksara lain dengan mempertahankan aspek
pelafalannya namun diikuti penyesuaian kaidah ejaan bahasa target (Halpern, 2006).
2.2. Alasan Penggunaan Transliterasi,
Tujuan, dan Manfaatnya
Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, membaca, memahami,
dan melafalkan doa-doa berbahasa Arab adalah suatu kebutuhan, namun sebagian
besar masyarakat Indonesia masih buta huruf Al-Quran (IIA, 2012
dalam Fauzan, 2017). Hal serupa pun pasti terjadi pada umat muslim
non-Arab lainnya, oleh karena itu dilakukanlah proses transliterasi untuk
mempermudah pembacaan naskah-naskah Islami.
Romanisasi bahasa Arab tidak hanya dilakukan oleh orang
non-Arab saja, orang Arab pun melakukannya dengan berbagai alasan. Sebagai contoh
adalah sebuah observasi dari Universitas Yordania yang menunjukkan bahwa
penggunaan bahasa Arab dengan tulisan Latin oleh mahasiswanya didasari berbagai
alasan seperti asumsi bahwa tulisan Latin lebih cepat diketik daripada tulisan
Arab, asumsi bahwa bahasa Inggris sebagai bahasa IT maka menggunakan romanisasi
akan memberi kesan tersendiri, adapun yang lain beralasan bahwa perangkatnya
tidak mendukung sistem teks Arab (Hamdan, 2017). Dengan penjelasan diatas telah dapat
disimpulkan bahwa sistem romanisasi bahasa Arab yang dilakukan oleh para
mahasiswa Yordania didasarkan pada kaidah kebahasaan bahasa Inggris, yaitu
pertimbangan padanan pelafalan huruf (pronunciation).
Sampai saat ini belum ada pedoman yang dapat menggambarkan
bunyi huruf Arab ke dalam huruf Latin (Beeston, 1970
dalam Fauzan, 2017) dikarenakan setiap huruf dari kedua alfabet
tersebut memiliki kaidah pelafalan sendiri yang tidak serupa dalam beberapa
hal. Oleh karena itu banyak kaidah yang disusun oleh berbagai lembaga untuk menunjang
kebutuhannya masing-masing (Abdulraheem
& Adegoke, 2017). Sistem romanisasi bahasa Arab seperti
Arabizi yang digunakan oleh masyarakat Arab di sosial media bahkan tak
terstandarisasi dan berkembang di masyarakat begitu saja (May & Rey,
2014).
2.3.
Perbandingan kaidah transliterasi
Penulis mengambil masing-masing sepasang sampel untuk dibandingkan, yaitu
Kaidah transliterasi standar SKB Kementerian Agama & Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987, dan varian
tidak bakunya, dan juga kaidah transliterasi American Library
Association/Library of Congress tahun 1997 dan variasi tidak bakunya.
No.
|
Huruf Arab
|
Transliterasi
|
|||
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Inggris
|
||||
SKB Menag & Mendikbud RI (1987)
|
Lainnya/tidak baku
|
Library of Congress (1997)
|
Lainnya/tidak baku
|
||
1.
|
ا
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
ب
|
b
|
b
|
b
|
b
|
3.
|
ت
|
t
|
t
|
t
|
t
|
4.
|
ث
|
ṡ
|
ts
|
th
|
th
|
5.
|
ج
|
j
|
j
|
j
|
j g
|
6.
|
ح
|
ḥ
|
h, ch
|
ḥ
|
h
|
7.
|
خ
|
kh
|
kh
|
kh
|
kh
|
8.
|
د
|
d
|
d
|
d
|
d
|
9.
|
ذ
|
ż
|
dz
|
dh
|
dh th
|
10.
|
ر
|
r
|
r
|
r
|
r
|
11.
|
ز
|
z
|
z
|
z
|
z
|
12.
|
س
|
s
|
s
|
s
|
s
|
13.
|
ش
|
sy
|
sy
|
sh
|
sh
|
14.
|
ص
|
ṣ
|
sh
|
ṣ
|
s
|
15.
|
ض
|
ḍ
|
dh dl
|
ḍ
|
d
|
16.
|
ط
|
ṭ
|
th, tl
|
ṭ
|
t
|
17.
|
ظ
|
ẓ
|
zh, zl
|
ẓ
|
z
|
18.
|
ع
|
‘
|
‘
|
‘
|
‘
|
19.
|
غ
|
g
|
gh
|
gh
|
gh
|
20.
|
ف
|
f
|
f
|
f
|
f
|
21.
|
ق
|
q
|
q
|
q
|
q
|
22.
|
ك
|
k
|
k
|
k
|
k
|
24.
|
ل
|
l
|
l
|
l
|
l
|
25.
|
م
|
m
|
m
|
m
|
m
|
26.
|
ن
|
n
|
n
|
n
|
n
|
27.
|
و
|
w
|
w
|
w
|
w
|
28.
|
ه
|
h
|
h
|
h
|
h
|
29.
|
ء
|
-
|
-
|
-
|
-
|
30.
|
ي
|
y
|
y
|
y
|
y
|
31
|
ة
|
t
|
t, h
|
h, t
|
h,t, -
|
Dari tabel
dapat dilihat bahwasannya ragam transliterasi tidak baku pada kaidah bahasa
Inggris agaknya terilhami oleh ragam variasi yang standar. Namun karena
kesulitan menggunakan tanda diakritik, maka bentuk huruf disederhanakan. Berbeda dengan ragam variasi tidak baku di
Indonesia yang kemungkinan lebih dulu muncul daripada ragam standarnya. Ragam
variasi tidak standar bisa berupa macam-macam dan tidak selalu konsisten,
terutama romanisasi dengan kaidah bahasa Inggris (Khafaji &
Taher, 2015).
No.
|
Huruf Arab
|
Transliterasi
|
|||
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Inggris
|
||||
SKB Menag & Mendikbud RI (1987)
|
Lainnya/tidak baku
|
Library of Congress (1997)
|
Lainnya/tidak baku
|
||
1.
|
َ
|
a
|
a
|
a
|
a, e
|
2.
|
ِ
|
i
|
i
|
i
|
i
|
3.
|
ُ
|
u
|
u
|
u
|
u, o
|
4.
|
َا
|
ā
|
aa
|
ā
|
aa
|
5.
|
ِي
|
ī
|
ii
|
ī
|
ee
|
6.
|
ُو
|
ū
|
uu
|
ū
|
oo
|
7.
|
ّ
|
|
|
|
|
8.
|
ْ
|
|
|
|
|
9.
|
َ ي
|
ai
|
ai
|
ay
|
ay
|
10.
|
َ و
|
au
|
au
|
aw
|
aw
|
2.4. Contoh
Perbandingan Transliterasi Kosakata dan Ungkapan
Terkadang
kosakata-kosakata Bahasa Arab telah diserap ke dalam bahasa Indonesia sehingga
bentuknya telah dibakukan. Walaupun begitu, dasar penyerapan kosakata tersebut
juga mengacu pada standar transliterasi terlebih dahulu. Variasi terlihat manakala
terdapat kosakata-kosakata tidak baku karena menggunakan sistem transkripsi
yang lain.
Arab
|
Indonesia
|
Inggris
|
صلاة
|
Salat, Shalat, Sholat
|
Salah
|
صوم
|
Shaum
|
Sawm
|
شريعة
|
Syari’ah
|
Sharia
|
دعا
|
Du’a, doa (diserap)
|
Dua
|
شهادة
|
Syahadat
|
Shahada
|
زكوة
|
Zakat
|
Zakah
|
توحيد
|
Tauhid
|
Tawheed
|
شكور
|
Syukur
|
Shukoor
|
صورة
|
Surat, Surah
|
Sura, Surah
|
آية
|
Ayat
|
Ayah, ayat
|
الٓمٓ
|
Alif Lām Mīm
|
Alif Laam Meem
|
يٰسٓ
|
Yāsīn, Yaasiin, Yasin
|
Yāsīn, Yaa-seen
|
محمد
|
Muhammad, Mochammad
|
Muhammed, Mohammed
|
حديث
|
Hadits
|
Hadith
|
إنشاء الله
|
Insyāallāh, Insyaallah
|
InshaaAllah
|
ماشآء الله
|
Māsyāallāh, Masyaallah
|
Maashaallah
|
أستغفر الله
|
Astaghfirullāh, Astaghfirullah
|
Astaghfirullah
|
الحمد لله
|
Alḥamdulillāh, Alhamdulillah
|
Alhamdulillah
|
Dari contoh
dapat dilihat bahwa penggunaan ragam transliterasi tidak baku umum digunakan
sehari-hari, sedangkan ragam variasi yang standar digunakan untuk tujuan
keilmuan/saintifik dan transliterasi kitab suci Al-Quran.
Dalam penggunaannya, transliterasi terhadap Al-Quran diperbolehkan asalkan
nash aslinya tetap tertera, dipertahankan, dan tetap menjadi yang utama.
Penggunaan transliterasi untuk keperluan ini hanya untuk memudahkan/menjadi
petunjuk padanan cara membaca, bukan untuk menggantikan teks aslinya (Chotib, 2017).
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penggunaan sistem transliterasi digunakan untuk memudahkan upaya baca tulis
terhadap teks-teks asing khususnya teks/naskah-naskah berbahasa Arab dan kitab
suci Al-Quran bagi umat muslim. Umat muslim dengan beragam latar belakang
budaya dan bahasa menggunakan transliterasi/romanisasi bahasa Arab sebagaimana
mereka terus mengucapkan doa-doa dalam bahasa tersebut. Beragam lembaga telah
menyusun pedoman untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing sesuai dengan kaidah
bahasa yang bersangkutan (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Perbedaan yang
ada antara suatu kaidah dengan kaidah lainnya didasarkan pada aspek kebahasaan
yang bersangkutan, yang secara umum adalah hal yang wajar.
3.2.Saran
Dalam makalah
ini masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam segi materi maupun bahasa
penyampaian. Diharapkan kritik dan saran yang membangun dapat membuat makalah
ini menjadi lebih baik lagi. Selain itu tak menutup kemungkinan bahwa makalah
ini dapat menjadi acuan di masa mendatang.
REFERENSI
Abdulraheem, B., & Adegoke, K. A. (2017). Re-thinking
Romanization of Arabic-Islamic Script. TARBIYA: Journal of Education in
Muslim Society, P-ISSN: 2356-1416, E-ISSN: 2442-9848, 4(1), 22–31.
Chotib, M. (2017). Penerapan Tajwid Transliterasi AI-Qur’an.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fauzan, N. (2017). Problematika Transliterasi Aksara
Arab-Latin: Studi Kasus Buku Panduan Manasik Haji dan Umrah Nur Fauzan Ahmad
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Problematika Transliterasi
Aksara Arab-Latin: Studi Kasus Buku Panduan Manasik Haji Dan Umrah, 12(1),
126–136.
Halpern, J. (2006). The Challenges and Pitfalls of Arabic
Romanization and Arabization, 1–8.
Hamdan, H. (2017). Attitudes towards Arabic Romanization and
Student ’ s Major : Evidence from the University of Jordan, 7(December
2016). https://doi.org/10.24093/awej/vol7no4.30
Khafaji, H. K., & Taher, N. A. (2015). A New Approach to
Romanize Arabic Words, 5(12), 94–101.
May, J., & Rey, M. (2014). An Arabizi-English Social
Media Statistical Machine Translation System, 1, 329–341.
R.I., K. A. dan K. P. dan K. (1987). Pedoman Transliterasi
Arab Latin.
Randal K. Berry (ed.). 1997. (ALA-LC
Romanization Tables: Transliteration Schemes for Non-Roman Scripts. Library of
Congress, http://lcweb.loc.gov/catdir/cpso/roman.html).
Cambridge Advanced Learners'
Dictionary Third Edition. (2008). Cambridge, England, United Kingdom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar