Kamis, 27 Desember 2018

Perbandingan Bentuk Tiga Model Aksara Bima Kuno

Aksara Bima Kuno

Jenis: Abugida/aksara Silabik
Asal: Bima, Nusa Tenggara Barat
Bahasa: Bima (Nggahi Mbojo)
Direksi: Kiri - Kanan
Baris Unicode: -
Sebutan Lain: -


Aksara Bima atau disebut juga aksara Mbojo adalah aksara yang digunakan dikawasan Bima, Nusa Tenggara Barat. Aksara Bima dapat merujuk pada dua bentuk aksara, yaitu aksara Bima/mbojo yang berbentuk mirip aksara lontara/bugis, dan aksara Bima kuna. Aksara Bima digunakan untuk menuliskan bahasa Bima (Nggahi Mbojo) yang dituturkan di timur pulau Sumbawa.


Sejarah Umum

Seperti yang diketahui, menurut sejarah, tradisi tulis menulis di Kerajaan Bima telah berlangsung sejak abad ke-14, dari sebelum datangnya Islam. Hal ini terus berlanjut hingga awal abad ke-20.
Setelah Islam masuk ke Bima, kerajaan Bima beralih menjadi kesultanan. Sultan Bima II memerintahkan segala bentuk kegiatan tulis menulis beralih kepada menggunakan aksara arab dan bahasa melayu, hal ini dilakukan untuk memperlancar komunikasi sehubungan dengan berkembangnya hubungan kesultanan Bima dengan kerajaan-kerajaan lain di nusantara.
Sebagian masyarakat Bima dan seorang ahli yaitu Henry Chambert-Loir beranggapan bahwa aksara Bima itu tidak ada karena aksara dan bahasa Bima itu sendiri tidak digunakan sebagai bahasa tulis resmi yang umum digunakan di kerajaan Bima dimasa tersebut. Namun hal ini nyatanya tidak benar karena dalam kelanjutan penelitian, banyak naskah-naskah ditemukan menggunakan aksara Bima dan Jawi/Arab secara berdampingan.
Pada tahun 1987, setelah penelitian panjang, Hj. Siti Maryam R. Salahuddin (yaitu puteri dari Sultan Bima ke-14, Sultan Muhammad Salahuddin) menemukan catatan mengenai aksara Bima di Perpustakaan Nasional Indonesia di Jakarta, yaitu selembar dokumen seorang peneliti belanda, H Zollinger dan juga catatan aksara Bima dari Raffles didalam bukunya History of Java. Kedua tokoh ini diketahui pernah melakukan perjalanan dan penelitian di Bima. Catatan yang memuat aksara Bima ini hanya sedikit yang ditemukan, diantaranya ditemukan di Museum Samparaja Bima dan Perpustakaan Nasional Indonesia[1].
Gambar: Aksara catatan Zollinger (kiri) dan catatan Raffles (kanan)

Bila diperhatikan, dalam catatan Zollinger mengenai aksara Bima, ia menyuguhkan dua buah bentuk huruf; satu yang mirip Lontara, dan satu lagi yang melingkar-lingkar ia beri catatan "Raffles" di akhir tulisannya yang bisa jadi merupakan suatu referensi. Aksara Bima catatan Zollinger yang mirip Lontara itu terpampang persis di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, namun aksara ini sedikit berbeda dengan yang diketemukan di naskah-naskah Bima.
Gambar: Papan informasi aksara tradisional di Museum Negeri NTB

Aksara Bima Kuna

Christopher Miller dalam papernya “Indonesian and Philippine scripts and extensions (2011)” menampilkan satu set aksara yang bertajuk “aksara yang awalnya diadopsi (dipakai) di Bima tapi sekarang tidak digunakan (lagi)” yang merupakan catatan Raffles tahun 1817. Disebutkan pula bahwa tidak terdapat bukti dokumentasi lain yang memuat aksara ini[2] dan belum ditemukan juga naskah yang menggunakan aksara ini[3].
Walau bagaimanapun, aksara bima yang menurut catatan Raffles inilah yang lebih banyak dimuat di paper-paper ilmiah dan yang paling dikenal luas sebagai aksara Bima sehingga aksara versi Raffles inilah yang telah dimasukkan kedalam Muatan Lokal Bima sejak 1994[3].

Gambar: Buku pelajaran lama yang memuat pembelajaran aksara Bima Raffles [3]

Ketiga bentuk aksara Bima Raffles dalam tiga catatan tersebut masih dapat diperbandingkan; urutan alfabetisnya tidak berubah, hanya saja bentuk aksaranya berubah-ubah menyimpang seiring dengan penyalinan yang terjadi oleh orang-orang yang berbeda.
Gambar: Aksara Bima Raffles menurut catatan (a) Zollinger, (b) Buku Pelajaran Lama Bima, dan (c) Raffles

Situs aksara.dompu.info menyebutkan bahwa aksara ini adalah aksara dompu, padahal Bima dan dompu masih sewilayah dan bahasa daerah yang digunakan juga sama[3]. Barangkali klaim ini berdasarkan pada kenyataan bahwa aksara Bima Raffles pernah dipelajari di sekolah, dan pengklaim mencoba untuk mempopulerkannya kembali dengan nama aksara dompu.


Absennya aksara Bima yang berbentuk mirip Lontara dari makalah-makalah asing dan sikap asing(tidak kenal)nya generasi di Bima mengenai aksara ini adalah wajar karena seperti yang diketahui, aksara ini baru ditemukan kembali oleh Ina Kau Mari pada dekade 90an, dan selama ini yang dikenal dan yang mereka pelajari adalah aksara versi Raffles. 

Raffles menuliskan aksara ini dalam bukunya, "The History of Java" yang diterbitkan pada 1817[5], dan Heinrich Zollinger yang seorang botanis belanda juga mencatatnya dalam catatannya pada 1847. Keduanya mencatatnya secara sendiri-sendiri dari narasumber mereka, dikatakan bahwa kemudian Zollinger juga memperbandingkan aksara catatannya dengan catatan Raffles dalam salinan buku "The History of Java" yang dimilikinya[6]. 


Perbandingan Bentuk Tiga Model Aksara Bima Kuna

Tanda Baca
Catatan Raffles tidak menunjukkan adanya tanda baca, namun tanya baca terdapat pada catatan Zollinger. Dikatakan bahwa tanda baca tersebut serupa dengan yang dimiliki aksara jangang-jangang Makassar[6].



Aksara Induk





Font
font untuk aksara ini baru dibuat bermodel versi Raffles. diharapkan versi lainnya juga akan dibuat kedepannya. (link download request melalui email)


Sumber:

[1] Buku: aksara bima peradaban lokal yang sempat hilang.
[2] Christopher Miller (2011): Indonesian and Philippine scripts and extensions - Script encoding initiative.
[3] narasumber langsung: Bapak Syukri Abubakar.
[4] Unicode proposal: 16119-bima: Representing Bima in Unicode.
[5] https://en.wikipedia.org/wiki/The_History_of_Java
[6] Verslag van eene reis naar Bima en Soembawa, en naar eenige plaatsen op Celebes, Saleijer en Floris, gedurende de maanden Mei tot December 1847 – Heinrich Zollinger (https://play.google.com/books/reader?id=KRqcPXTt2X8C&hl=id&fbclid=IwAR16QLgmkxUkAXIn06ACepZ-nAykOrJKOLt6-syXLBcRLo9e3DFzddOTuXY&pg=GBS.PA135) 

4 komentar:

  1. Lucky Club Review 2021 | Deposit £10 get £30 + 125 Spins
    Lucky Club is not one of the UK's most established bookmakers and they have been around for a decade. This is one of the best bookies that luckyclub.live offer some  Rating: 4.4 · ‎Review by LuckyClub.Club

    BalasHapus
  2. How did Islam's arrival influence the writing practices in Bima?
    Visit us Online Learning

    BalasHapus