Senin, 11 Februari 2019

Peribahasa Nusantara: 50 Peribahasa Sumbawa

PERIBAHASA NUSANTARA
50 Peribahasa Bahasa Sumbawa

Ridwan Maulana
Proyek Literasi Nusantara 2019

Peribahasa merupakan kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu; termasuk juga ungkapan, bidal, dan perumpamaan (Nurhayati, 2003). Istilah “Peribahasa” yang dipadankan dengan proverbs dalam bahasa Inggris pada bahasa-bahasa nusantara nyatanya mencakup cakupan yang lebih luas dari sekedar proverbs itu sendiri, melainkan juga mencakup ungkapan, perumpamaan atau idiom (Shiohara, 2012).
Lima puluh peribahasa Bahasa Sumbawa berikut adalah sampel peribahasa yang ditulis dan diterjemahkan ulang dan dialihaksarakan kedalam Satera Jontal, dikutip dari sebuah paper oleh Asako Shiohara (sumber sekunder) yang membahas tentang susunan fitur gaya kebahasaan.

lihat versi cetak 50 Peribahasa Sumbawa



1. Tingi olat, tingi penyembir
Terjemah   : “Jika gunungnya tinggi, maka lembahnya dalam”
Makna         : Ketika kau mengambil suatu posisi/jabatan yang tinggi, maka resikonya juga tinggi; Semakin banyak yang kau miliki, semakin banyak peluang kau kehilangannya ketika gagal.

2. Nya baeng isi, nya baeng ai’
Terjemah   : “Orang yang memiliki ikan tentu mesti menjaga airnya juga”
Makna         : Orang yang memiliki posisi/jabatan tinggi semestinya menjaga/mengayomi masyarakat di sekelilingnya.

3. Kangila rara, kangampang bola
Terjemah   : “Malu dengan kemiskinannya, lalu malah menceritakan kebohongan”
Makna         : Orang berbohong untuk menutupi kemiskinannya karena malu.

4. Satama saluar ola otak
Terjemah   : “memakaikan celana dari kepala”
Makna         : melakukan sesuatu yang jelas menunjukkan kebodohannya.

5. Liwat no dapat
Terjemah   : “Pergi namun tak sampai (tujuan)”
Makna         : Membicarakan gagasan-gagasan yang tinggi atau mengkritik orang namun tak berdaya menyelesaikan apapun.

6. Olo ate lako cantal
Terjemah   : “meletakkan hati (harapan) di palang pintu”
Makna         : memiliki harapan palsu.

7. Mara nangka rabua lasung
Terjemah   : “Pohon nangka hanya berbuah putik”
Makna         : ketidakmampuan untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

8. Jarim rotas mata
Terjemah   : “jarum dengan mata yang rusak”
Makna         : Lelaki yang menelantarkan pasangannya untuk mengikuti ketertarikannya; lelaki yang menolak perempuan untuk mengikutinya.

9. Samang Bawi Lis
Terjemah   : “mengejar babi yang telah lepas”
Makna         : melakukan sesuatu yang sia-sia karena sudah terlambat.

10. Asu ngapan gigil tolang bodok ngnam kakam isi
Terjemah   : “anjing yang berburu menggigit (mendapat) tulang sementara saat itu juga melihat kucing menggigit daging”
Makna         : mengalami kesialan sementara orang lain beruntung karena pekerjaan kita.

11. Patis jaran na dampi burit, patis kebo na dampi otak
Terjemah   : “sejinak apapun kuda, jangan dekati bagian belakangnya (ekor); sejinak apapun kerbau/banteng, jangan dekati kepala (tanduk)nya”
Makna         : Sebaik apapun terlihatnya seseorang, jangan dekati orang asing tersebut.

12. Mara bawi lantar teming
Terjemah   : “seperti babi yang menabrak(masuk) tebing”
Makna         : Orang yang bertindak tergesa-gesa demi memenuhi kepuasannya namun malah mendapatkan kesulitan sebagai hasilnya.

13. Panto kebo mangan
Terjemah   : “menonton kerbau yang sedang makan”
Makna         : Orang yang tak melakukan apapun yang berguna, tapi hanya memperhatikan orang lain.

14. Sangentok rarek ko bodok
Terjemah   : “meninggalkan (menyuruh) kucing untuk menjaga daging”
Makna         : mempercayai orang yang tak bisa dipercaya.

15. Bertedung ke lenong
Terjemah   : “memakai jubah dari kulit kerbau”
Makna         : membuat pilihan yang salah mengenai pasangan karena penglihatan yang terhalang.

16. Mole ko puntuk ladingkong
Terjemah   : “kembali menggunakan celurit tumpul”
Makna         : mendapati hal bertambah sulit karena terlalu memilih.

17. Bakati asu
Terjemah   : “permainan anjing”
Makna         : Orang-orang muda bermain pada malam hari, kadang mulai berkelahi.

18. Baranak ayam
Terjemah   : “beranak ayam (bukan telur lagi)”
Makna         : mendapatkan hasil yang sangat menguntungkan dari sebuah usaha.

19. Dadi lenta
Terjemah   : “menjadi lintah”
Makna         : meninggalkan teman setelah mendapat apa yang dibutuhkan darinya.

20. Rame akar bako
Terjemah   : “akar pohon bakau ramai (banyak & rapat)”
Makna         : kerumunan orang yang tak melakukan pekerjaannya (misalnya tak membuahkan hasil/kesepakatan dalam konferensi).

21. Bilin api bao puntuk
Terjemah   : “meninggalkan api yang membesar”
Makna         : meninggalkan sesuatu yang hampir selesai dan membuahkan hasil yang tak menguntungkan.

22. Dadi bote bau balang
Terjemah   : “monyet menangkap uir-uir belalang”
Makna         : Orang yang sangat serakah.

23. Ete range teruk mata
Terjemah   : “mengambil ranting kecil dan menusuk matanya sendiri dengan itu”
Makna         : melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri.

24. Jaran rea rempak tali
Terjemah   : “kuda menginjak tali kekangnya sendiri”
Makna         : Orang yang gagal/kehilangan posisinya karena sifatnya yang tidak pedulian.

25. Lis uti tama rentek
Terjemah   : “seekor kadal keluar, lalu kadal (jenis) lain masuk”
Makna         : seseorang yang tidak terampil meninggalkan jabatannya, lalu digantikan oleh orang yang sama tidak terampilnya.

26. Mangan bedis naeng kebo
Terjemah   : “makan seperti kambing, buang air seperti kerbau”
Makna         : Orang yang bekerja/menghasilkan hanya sedikit namun menghabiskan sangat banyak.

27. Mara asu boka otak
Terjemah   : “seperti anjing yang kepalanya berkudis”
Makna         : pengangguran yang pemalas.

28. Mara cahaya damar kurung
Terjemah   : “seperti cahaya dibawah penutup”
Makna         : Orang yang suka menolong orang yang jauh namun tak mengunjungi kerabat di sekelilingnya.

29. Ngelugu gunter teri ujan
Terjemah   : “setelah petir bergemuruh, hujan turun”
Makna         : seseorang mengerjakan apa yang telah dikatakannya dengan segera.

30. Ngelugu yam (yang) gunter balit
Terjemah   : “seperti gemuruh guntur dimusim kering”
Makna         : seseorang tak pernah mengerjakan apa yang telah dikatakannya.

31. Ngesit no pele kuping
Terjemah   : “menggigit seseorang tanpa menggerakkan telinga” (kuda menggerakkan telinganya sebelum menggigit sesuatu)
Makna         : menyerang/melukai seseorang tanpa memberi tanda terlebih dulu.

32. Nonda malaekat datang raboko
Terjemah   : “tidak akan ada malaikat yang akan datang membawakanmu hadiah”
Makna         : kita harus berusaha keras sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

33. Samolang batu ko tiu
Terjemah   : “melempar batu ke kolam yang dalam”
Makna         : memberikan pertolongan yang tak berguna.

34. Satempu sira ko kuris
Terjemah   : “membawakan garam ke Kuris (tempat produksi garam terkenal di sumbawa)”
Makna         : memberikan sesuatu kepada seseorang yang sudah memiliki yang semisal itu/lebih baik dari itu.

35. Tingi olat tingi peruak
Terjemah   : “jika gunungnya tinggi maka kau mesti mendaki lebih tinggi”
Makna         : jika memiliki tujuan yang tinggi, kau mesti bekerja keras dan berkorban untuk mencapainya.

36. Tuja loto mesti ramodeng
Terjemah   : “jika beras ditumbuk, beberapa beras akan hancur”
Makna         : ketika bekerja, hasilnya akan selalu terdapat kekurangan, tidak ada yang sempurna.

37. Usi baringin no basa
Terjemah   : “bernaung dibawah pohon beringin dan tak terbasahi hujan”
Makna         : mengambil manfaat dari perlindungan orang kaya/orang berpangkat.

38. Kita bagerik, kita baeng pili
Terjemah   : “siapa yang menjatuhkan buah, maka ia yang mesti mengambilnya”
Makna         : orang yang bekerja mesti mendapatkan hak atas hasil pekerjaannya.

39. No soda jeruk masam setowe
Terjemah   : “tak ada jeruk yang setengah masam”
Makna         : pasangan-pasangan pasti saling merindukan satu sama lain.

40. Nonda tau layar bangka dengan
Terjemah   : “tak ada orang yang mau berlayar demi orang lain”
Makna         : tak ada orang yang mau menanggung resiko untuk orang lain.

41. Peko-peko mo asal kebo kita
Terjemah   : “bahkan kerbau bertanduk menghadap kebawah terlihat bagus jika itu milik sendiri”
Makna         : barang milik kita sendiri walaupun cacat akan terlihat lebih baik daripada barang milik orang lain.

42. Sekarat api ke kadebong punti
Terjemah   : “membuat api dengan daun batang pisang”
Makna         : bekerja dalam kesia-siaan.

43. Lepang tu tetak, tuna tu tungku
Terjemah   : “memotong kodok, menyambung belut”
Makna         : memperlakukan orang dengan tidak adil.

44. Mara berang, mepang bengkok, nan pang batiu
Terjemah   : “sungai menjadi lebih dalam ketika menikung”
Makna         : penguasa yang tak adil tak akan selalu memanfaatkan posisinya dan tak melewatkan kesempatan untuk mengisi kantungnya sendiri.

45. Rezeki gagak no si ete ling pekat
Terjemah   : “burung beo tak memiliki penghidupan yang sama dengan gagak”
Makna         : setiap orang mesti mencari penghidupannya sendiri.

46. Kasena kita pang dengan, kasena dengan pang kita
Terjemah   : “cermin kita di orang lain, cermin orang lain ada pada kita”
Makna         : kita dapat melihat masyarakat sekitar untuk memperbaiki sifat kita.

47. Kompo no tangkele gempir, kerong no tangkela tolang
Terjemah   : “jangan terlihat kuat walaupun gemuk, jangan biarkan tulang terlihat walau kurus”
Makna         : orang kaya mesti menyembunyikan kekayaannya, orang miskin mesti menyembunyikan kemiskinannya; jangan menunjukkan kondisi ekonomi pribadi.

48. Uler na tarik tali, betak na beang kapate
Terjemah   : “(saat main layang-layang), ketika mengulur benang, jangan membuatnya terlalu tegang, ketika menarik benang, jangan membuatnya kusut”
Makna         : jangan terlalu keras ataupun terlalu lembut pada anak-anakmu.

49. Ramata yam mata beta, patik kuping yam kuping kate
Terjemah   : “Mata seperti lubang ruas bambu, telinga seperti pegangan panci”
Makna         : seseorang yang tak belajar dari sekelilingnya.

50. No to aku lala lamin mudi, ulin-ulin mo asal ko
Terjemah   : “lebih baik menikahi pelayan perempuan sekarang daripada menikahi seorang puteri besok”
Makna         : menjadi tidak sabaran untuk mencapai sesuatu.

Pustaka
Nurhayati, Tri Kurnia (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dengan Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Penerbit Eska Media.
Shiohara, Asako. (2012). Peribahasa, or ‘proverbs’, in Sumbawa. Paper dari Tokyo University of Foreign Studies.

Jika mendapati kesalahan penulisan kalimat, baik bentuk bunyi peribahasa, bentuk alihaksara, terjemahan, dan makna dari peribahasa-peribahasa tersebut harap menghubungi penulis untuk usulan perbaikan.

7 komentar:

  1. Rorang saka berisi udang manis tolang saga boa kelalit πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

    BalasHapus
  2. Ladengkong lebih tepat kalo diartikan dgn arit bukan celurit.Peribahasa no 16.
    Olo ate lako Cantal = Sangketat ate lako Cantal. Cantal= alat pengait yg dipasang dipunggung kuda ada atau kerbau utk pengait ikatan padi yg diankut ke lumbung dari sawah ke lumbung.
    Cantal pada masa lalu biasanya terbuat dari tanduk rusa atau kayu yg dibuat khusus. Jadi Cantal yg sy fahami artinya "Alat Pengait" bukan palang pintu. Wallahu a'lam

    BalasHapus
  3. Kenapa maknanya tidak di taro dengan menggunakan bahasa samawa asli

    BalasHapus
  4. Bilin api bao puntuk
    Sama artinya meninggalkan api di atas puntung kayu
    Maknanya meninggalkan masalah sebelum diselesaikan hingga berkembang menjadi masalah yang lebih besar/kompleks.
    UNTUK KITA DISKUSIKANπŸ™πŸ»πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»

    BalasHapus
  5. Memories bhs Sumbawanya apa ?

    BalasHapus